Bersama Membantu Sesama

Istilah crowdfunding di Indonesia baru dikenal beberapa tahun belakangan ini. Walaupun sudah mulai dipraktikan, bagi banyak orang istilah ini mungkin masih sangat asing.
Dalam pengertian sederhana, crowdfunding adalah praktik penggalangan dana (pengumpulan dana) dari sejumlah orang (investor) untuk mendanai suatu kegiatan. Kegiatan yang didanainya bisa saja untuk kepentingan sosial atau pengembangkan suatu temuan baru yang nantinya menjadi produk baru bersifat komersial. Jadi bisa dikatakan crowdfunding merupakan salah satu alternatif untuk penggalangan dana atau modal secara beramai-ramai.
Crowdfunding kini lebih dikenal sebagai salah satu alat untuk memobilisasi dana dengan tujuan sosial, yakni memfasilitasi penggalangan dana yang ditujukan untuk membantu orang lain. Inilah yang dilakukan oleh PT Kita Bisa Indonesia.
Dalam seminar reguler bertema “Crowdfunding” yang digelar Program MM-Sustainability Universitas Trisakti pada 2 Desember 2015 di Menara Batavia, Jl. K.H. Mas Mansyur, Jakarta, terungkap bahwa dengan semakin majunya teknologi internet, crowdfunding juga dapat berkembang cukup baik di Indonesia. Contohnya www.kitabisa.com yang diluncurkan PT Kita Bisa Indonesia. “Website ini untuk berdonasi dan menggalang dana secara online dan transparan untuk berbagai kebutuhan,” ungkap Vikra Ijas, Chief Marketing Officer PT Kita Bisa Indonesia.
Menurut Vikra, yang menjadi pembicara pada seminar ini, www.kitabisa.com dapat digunakan oleh siapapun yang ingin menggalang dana untuk tujuan tertentu. Misalnya penggalangan dana untuk mewujudkan iniasiatif komunitas atau gagasan mahasiswa, bantuan bencana alam, hingga bantuan untuk pribadi yang membutuhkan.
Agar dana yang terkumpul dipergunakan sesuai dengan tujuannya, maka Kita Bisa melakukan verifikasi pada setiap pengguna yang menggalang dana.
“Serta mewajibkan setiap penggalangan dana untuk memberikan laporan penggunaan dana kepada donatur,”
sambung Vikra.
Untuk setiap donasi yang terkumpul Kita Bisa mengenakan biaya administrasi sebesar 5%, kecuali untuk kategori darurat medis 2.5%. Sedangkan untuk bencana alam tidak dikenakan biaya (0%). Sebagai social enterprise Kita Bisa menggunakan fee ini untuk penunjang kebutuhan operasional.
Ke depan, crowdfunding dengan tujuan sosial tampaknya akan terus berkembang di Indonesia. Apa lagi bangsa Indonesia sebenarnya suka berderma. Ada keyakinan, sebenarnya banyak orang Indonesia yang ingin membantu orang lain, hanya kadang-kadang mereka tidak tahu bagaimana caranya. Crowdfunding dan internet akan mempermudah pertemuan antara mereka yang ingin membantu dan mereka yang membutuhkan.