CECT dan MM-CSR Sponsori Trisakti Management Game (TMG)

CECT dan Program MM CSR menjadi sponsor Trisakti Management Game (TMG) yang digelar Program Kelas Unggulan Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Trisakti. Kompetisi tahunan ke-6 ini berlangsung di Kampus Universitas Trisakti, Grogol, Jakarta Barat pada 7-8 Oktober lalu. Kompetisi ini juga merupakan rangkaian acara menyambut Dies Natalis Universitas Trisakti ke-45.
Munculnya isu global berkaitan dengan lingkungan seperti pembabatan hutan, pencemaran udara hingga pemanasan global menuntut perubahan cara pandang manusia agar lebih memperhatikan perilaku yang mendorong ke arah sustainability. Mahasiswa sebagai calon pemimpin masa depan tentu tak bisa melepaskan diri dari tututan itu, karena itu kompetisi kali ini memilih tema National Business Plan Competition: A Journey to Future Greentrepreneur.
Pada kompetisi ini peserta diharuskan membuat business plan yang ramah lingkungan.Proses menyusun business plan ini merupakan tantangan bagi mahasiswa untuk mengembangkan pengetahuan, meningkatkan kemampuan analisis dan mendorong kreativitas dalam mengelola bisnis. “Sekarang, setiap pelaku bisnis harus memiliki tanggung jawab sosial,” tutur Maria R Nindita Radyati PhD, Direktur CECT/Koordinator Program MM CSR Universitas Trisakti. Tanggung jawab sosial ini antara lain ditunjukkan dengan menjalankan bisnis yang ramah lingkungan.
Diawali dengan seleksi terhadap proposal yang kirim para peserta, terpilih 20 business plan terbaik untuk tahap semifinal. Setiap business plan diajukan oleh satu tim yang terdiri dari tiga orang. Ke-20 tim ini kemudian mempresentasikan busisness plan-nya dihadapan para juri sehingga terpilih tim yang memiliki business plan terbaik. Pada babak final, beberapa tim kembali mempresentasikan business plan-nya. Akhirnya, terpilih tim dengan business plan terbaik, yakni:
E-Gon, dari Prasetiya Mulya Business School (Juara I).
Eco Tissue, dari Universitas Gajah Mada (Juara II).
Mafia Banana, dari Universitas Trisakti (Juara III).
Pluchea Tea, dari Universitas Widya Mandala Surabaya (Juara Harapan I).
Dirinday Company dari ITB dan Yell-Brothers dari Universitas Trisakti (Juara Harapan II).
Para pemenang mendapatkan hadiah sebesar Rp10 juta untuk Juara I, Rp7,5 juta (Juara II), Rp5 juta (Juara III), Rp2 juta (Juara Harapan I) dan Rp1 juta untuk Juara Harapan II.
E-Gon, Menjaga Kekompakan Tim Keceriaan tampak pada tiga mahasiswa Program S1 Bisnis Prasetiya Mulya Business School saat menerima ucapan selamat sebagai Juara I TMG. Mereka adalah Albert Nathaniel, Dionisius Aldo dan Yuvens Ardianto Wiliono. Inilah tim E-Gon yang memilih eceng gondok sebagai bahan utama untuk produk alas kaki yang nyaman, fully-customized dan sangat ramah lingkungan dalam kompetisi business plan TMG.
Menurut Dionisius Aldo, sebagai anggota tim mereka telah saling mengenal dan mengetahui kelebihan masing-masing sehingga bisa saling mendukung saat menyusun business plan. Ide memanfaatkan eceng gondok muncul saat mereka mengetahui tanaman ini memiliki karakteristik yang mirip polyester sehingga cocok sebagai alas kaki. Selain itu, sebagai bahan baku eceng gondok juga mudah diperoleh karena merupakan tanaman yang tumbuh cepat. Untuk mengetahui lebih mendalam mengenai tanaman ini, tim E-Gon juga menyempatkan diri bertanya pada pakar eceng gondok.
Saat presentasi dihadapan para juri, Aldo mengakui perasaan anggota tim E-Gon cukup tegang pada awalnya. Untunglah, ternyata para juri memberi masukan yang membangun. “Seperti Bu Maria Nindita, pertanyaannya paling kritis dan pengetahuannya luas. Kami diingatkan, bahwa membangun bisnis itu harus ingat membayar pajak dan dampaknya terhadap lingkungan,” ujar Aldo.
Pengalaman lain yang dirasakan Aldo dkk adalah bagaimana berbagi waktu presentasi dengan baik, saling mendukung dan memberi peluang pada teman. Dengan kata lain, menumbuhkan dan menjaga kekompakan tim.
Tim E-Gon berencana suatu saat akan menerapkan business plan yang bertanggung jawab sosial. “Nanti, kalau kami menjadi businessman, kami tidak mau asal businessman. Kami ingin menjadi social businessman yang memperhatikan lingkungan dan sosial, bukan hanya profit oriented,” ungkap Aldo, yang bersama anggota timnya sepakat membagikan 10% dari hadiah sebagai Juara I untuk sebuah yayasan yang bergerak di bidang pemberdayaan anak jalanan. Kalaupun nanti bekerja sebagai eksekutif di sebuah perusahaan, Aldo mengatakan lebih memilih perusahaan yang memiliki program CSR.