Kumpul Bareng MM-CSR dan MM-CE

Suasana meriah tampak di Kampus Program MM-Sustainability dan MM-CE Universitas Trisakti di Menara Batavia, Jakarta, pada 12 Agustus 2015. Maklum, saat itu tengah berlangsung malam keakraban dan halal bi halal keluarga besar dosen, alumni dan mahasiswa MM-Sustainability dan MM-CE.
Hadir pada acara yang dilengkapi alunan live music itu antara lain Founding Director Program MM-Sustainability Dr. Maria R Nindita Radyati, Dip. Cons., Strategic Engagement Director CECT Risa Bhinekawati, pengamat CSR Jalal, Koordinator Akademik Program MM-Sustainability Dr. Dini Hariyanti ME, dan dosen manajemen keuangan Dra. Maria C. Widiastuti ME. Tentu saja, pada acara yang juga diramaikan dengan bagi-bagi door prize ini, hadir para alumni dan mahasiswa MM-Sustainability dan MM-CE.
Menurut Maria Nindita, alumni dan mahasiswa MM-Sustainability dan MM-CE memiliki potensi sangat besar untuk berkarya dan berkontribusi pada negara. Potensi ini akan semakin besar jika para alumni dan mahasiswa bersatu.
“Karena itu, kita perlu membentuk ikatan alumni dan mahasiswa,”
saran Maria.
Ikatan ini akan mempersatukan seluruh potensi yang ada, mengingat para alumni dan mahasiswa memiliki pengetahuan dan pengalaman luas di bidang CSR (corporate social responsibility) dan CE (community entrepreneurship).
“Bisa saja ikatan ini berbentuk asosiasi praktisi dan peneliti CSR di Indonesia,”
sambung Maria.
Wadah berhimpunnya para pelaku dan ahli CSR ini dapat menghasilkan studi kasus yang berguna di tataran praktik sekaligus didukung teori CSR yang benar. Di dalam wadah ini pula setiap anggota dapat berbagi pengalaman dan ilmu mengenai kompetensi yang sebaiknya dimiliki para praktisi CSR. “Dengan demikian, kita bisa menciptakan gerakan untuk kemajuan Indonesia,” papar Maria, optimistis.
Keahlian di bidang CSR saat ini memang dirasakan semakin dibutuhkan.
“Jumlah lulusan pendidikan di bidang CSR masih sangat sedikit dibandingkan dengan kebutuhan yang ada,”
ujar pengamat CSR Jalal.
Dengan demikian peluang berkarir di bidang CSR masih sangat terbuka. Demikian pula halnya dengan kewirausahaan sosial di Indonesia. Kesadaran bahwa bentuk kewirausahaan yang tepat untuk konteks dan kearifan lokal Indonesia adalah kewirausahaan yang dimiliki oleh komunitas (community entrepreneurship/CE) kini mulai tumbuh. Meski jumlah pelaku CE masih sangat terbatas, namun kebutuhan terhadap keahlian di bidang ini akan terus berkembang. Universitas Trisakti menjadi pelopor pendidikan MM-Sustainability dan MM-CE karena sesungguhnya keduanya berkaitan erat.
Sebagaimana diketahui, salah satu tujuan program CSR yang dijalankan perusahaan adalah untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Namun sering terjadi, setelah program CSR selesai maka dampak atau manfaat dari CSR tersebut juga terhenti. Padahal, seharusnya dampak atau manfaat CSR dapat dirasakan berkelanjutan meskipun program CSR tersebut telah selesai.
Salah satu solusi terhadap persoalan ini adalah dengan membuat program CSR yang mendukung CE. Pada dasarnya, CE merupakan bisnis yang dimiliki dan dijalankan oleh komunitas, sehingga keuntungan yang diperoleh pun menjadi milik bersama. Seluruh anggota komunitas akan sejahtera jika bisnis yang dijalankan dapat dikelola dengan baik. Dengan demikian, diharapkan dampak atau manfaat CSR yang dijalankan dapat berkelanjutan.