top of page

Presentasi MM-CSR Trisakti University di UID (Unity in Diversity)





Founding Director MM-Sustainability Trisakti Maria R Nindita Radyati PhD menyampaikan paparan mengenai CSR di The United In Diversity (UID) pada 16 Februari 2016 di Wisma Sudirman, Jakarta. Hadir pada acara tersebut antara lain Executive Director UID Frans Sugiarta dan Shobi Lawalata dari divisi Leadership Management serta para staff UID.

Dalam salah satu bagian paparannya, Maria Nindita menegaskan bahwa CSR bukan hanya kepentingan satu bagian saja.


“Semua bagian dalam perusahaan berkepentingan dengan CSR. Tidak bisa hanya bagian community relation saja, misalnya,”

tegas Maria.

Selain itu CSR juga bisa menjadi salah satu cara untuk mitigasi risiko, seperti risiko demonstrasi. Melalui program CSR yang tepat di wilayah operasional perusahaan, masyarakat akan merasakan manfaat kehadiran perusahaan. Dengan demikian, secara alami masyarakat akan menjaga keamanan operasional perusahaan tersebut.

Namun, hingga saat ini masih banyak perusahaan yang menjalankan CSR hanya sebagai “pemadam kebakaran”.  Misalnya, CSR hanya dilakukan jika terjadi protes atau demonstrasi masyarakat terhadap perusahaan. Padahal, seharusnya CSR dilakukan secara holistik agar tidak terjadi hal-hal yang mengganggu jalannya operasional perusahaan. “Pada dasarnya, CSR adalah tanggung jawab perusahaan atas dampak keputusan dan aktivitasnya terhadap masyarakat dan lingkungan melalui perilaku yang transparan dan beretika, dan berkontribusi kepada pembangunan berkelanjutan,” jelas Maria.

Pembangunan berkelanjutan saat ini memang menjadi perhatian dunia. Kini, pembangunan yang dilakukan secara semena-mena sudah saatnya ditinggalkan, karena telah terbukti bisa berdampak negatif.


Pengertian pembangunan berkelanjutan pada intinya adalah pembangunan untuk memenuhi kebutuhan generasi saat ini tanpa mengurangi kemampuan generasi mendatang untuk memenuhi kebutuhannya. Dalam hal ini CSR dapat digunakan sebagai cara untuk mencapai pembangunan berkelanjutan.

Meski demikian, CSR bukan berarti hanya program yang ditujukan ke arah eksternal perusahaan saja, sejatinya CSR juga mencakup kegiatan internal perusahaan. “Bahkan jika mengacu kepada ISO 26000, dari tujuh subjek utama dalam ISO 26000 yang digunakan sebagai pedoman dalam menjalankan tanggung jawab sosial, sebagian besar ditujukan untuk internal organisasi,” tutur Maria.

Memang tantangan dalam menjalankan CSR tidak ringan. Tantangan ini termasuk di bidang regulasi, masih adanya masyarakat yang meminta dana CSR ke perusahaan, atau perusahaan dianggap sebagai “ATM”, anggapan pemerintah bahwa dana CSR adalah anggaran pembangunan, bahkan perbedaan persepsi di dalam perusahaan sendiri mengenai CSR masih sering terjadi.

Guna menghadapi tantangan tersebut, menurut Maria, ada beberapa kunci sukses untuk melakukan CSR.  Diantaranya adalah kesamaan persepsi; adanya komitmen pimpinan; kerja sama antar divisi di dalam organisasi; contextualising CSR; kemitraan dalam implementasi CSR; project dan risk management dalam implementasi CSR; keterampilan negosiasi; kreativitas dan tata kelola CSR.

Selain menjadi ajang berbagi pengetahuan, pemaparan mengenai CSR ini diharapkan akan membuka jaringan kerja sama baru antara MM-Sustainability Trisakti dan UID. Sebagaimana diketahui, UID adalah organisasi yang didirikan oleh sejumlah tokoh dari kalangan bisnis, pemerintah dan masyarakat sipil. UID ini didesain sebagai organisasi bukan untuk mencari laba. Berdiri sejak 2003, organisasi ini bertujuan memberikan inspirasi kepada para pemimpin dari ketiga sektor tersebut untuk berkolaborasi, membuat dan melaksanakan rencana aksi yang baru dan positif untuk Indonesia, berlandaskan kekuatan yang beragam.

46 views0 comments

Recent Posts

See All
bottom of page